Menu

Search Engine

Kamis, 25 Agustus 2011

HoneyBeat ♫♫~♫

Honeybeat ~ a beat which as sweet as honey
 

   Sebuah band beraliran jazz-rock yang berbau jepang. Band Jepang? Wait, sebelum kalian berasumsi macam-macam. Lebih baik klik dulu dan baca artikel ini. Karena Honeybeat isn't like any other Japanese-influenced band. Penasaran? I bet you do.

    Mereka membuat musik Jepang menjadi lebih dikenal. Tapi nggak buat Jfans, sebutan untuk penggila segala yang berbau Jepang, karena buat mereka dua nama yang disebut duluan nggak terlalu “wah”. 


    Seperti pepatah mengatakan “There are so many stars in the sky, let alone how many in the earth”, ciaelaaahh. Tapi balik lagi, musik adalah urusan selera, jadi terserah aja.

    Yupz ~Izinkan saya untuk memperkenalkan Honeybeat, sebuah indie band beraliran ‘Japanese jazz-rock’. Ok, pasti ada yang bertanya: “Apa bedanya dengan jazz-rock biasa?”. Well, silahkan dengar aja lagu mereka supaya ketahuan dimana letak perbedaannya. 


      Sedikit bercerita tentang Honeybeat, mereka adalah salah satu dari beberapa band hebat yang menjadi langganan pada event jepang. Tapi bukan berarti ‘playground’ mereka hanya disitu aja. LA Light Indiefest menjadi bukti bahwa talenta mereka cukup mumpuni setelah divonis menjadi salah satu finalis region Jakarta. Dengerin yuk tanya-tanya saya untuk solfacorners di bawah semburan AC yang sangat dingin.


Kiri ke kanan: Amos, O-chan, Tiiqa, Nita, Gema, Andos

# Oke, Honeybeat! Siapa aja nih, personelnya?

    “Langsung, nih? Oke, ada Gema di Bass, O-chan di keyboard, Nita dan Tiiqa, dua-duanya di vocal dan melodyhorn, Andos di drum dan Amos di gitar.

# Bisa diceritakan gimana sejarah terciptanya band ini?

    “Honeybeat terbentuk kira-kira 3 tahun yang lalu, dan ini bukan formasi awal. Kita sering ganti personel namun formasi sekarang adalah yang cukup solid. Gema dan O-chan adalah sisa personel awal, kemudian Nita dan Tiiqa mulai masuk menggantikan vocalis yang mengundurkan diri. Andos pun begitu, masuk ngegantiin drummer terdahulu. Dan Amos, yang baru join beberapa bulan yang lalu menggantikan gitaris awal kami”.

# Terus, Kenapa pilih nama Honeybeat?

    “Honey itu manis makanya kenapa logonya ada lebah, dan lagu kita kebanyakan fast beat. Jadi misi kita pengen bikin lagu yang nge-beat, tapi tetep kedengeran sweet. Beat yang manis-lah gampangnya.”

# Kan, jam terbang dan prestasi kalian udah tinggi, nih, lantas kenapa masih comfort di jalur indie?
 
     “Jujur aja, Honeybeat adalah band komunitas. Makanya kami sering tampil di acara yang diadakan komunitas Jepang di Indonesia. Bukan mau jadi pesimis, tapi kami masih ngerasa idealisme kami belum bisa diterima oleh masyarakat luas yang masih suka lagu yang itu-itu terus. Nah, dengan jalur indie ini justru kami bisa bebas berekspresi. Nggak ada perasaan takut, cuma enjoy”.
 
# But, hey, mereka juga butuh penyegaran, toh? Masa lagunya itu-itu terus? Dan jika Honeybeat mendapat tawaran dari label major, pindah atau stay?
 
     “Tergantung, selama kami masih dikasih kebebasan berekspresi, mungkin kami akan pikirkan. Tapi untuk sekarang, kami masih betah di jalur indie. Buktinya tahun depan album kedua kami akan keluar. Judulnya ‘Wake Up Call’, siap-siap aja ya? Hahaha”.

# Oh, ya? Wah, keren tuh! Tapi judul albumnya unik, emang siapa yang lagi tidur?
 
      “Eits, wake up call yang ini bukan buat ngebangunin orang yang tidur. Tapi cuma sebagai reminder, kita pengen ngingetin ke masyarakat di luar komunitas Jepang. Selama ini, kan, lagu Jepang itu identik dengan L’arc en ciel dan band Jepang lokal itu identik dengan J-rocks. Nah, kami ingin membuyarkan pandangan itu, mengubah mindset mereka. Biar mereka aware aja. Maksudnya, kami ingin memberi tahu kepada masyarakat kalau: ‘masih banyak, lho, band Jepang lokal selain J-rocks’. Gitu maksudnya. Nanti akan  ada sebelas lagu di album itu”.

# OIC... Kirain nantangin, hehe. Nah, ngomong-ngomong soal lagu Jepang, Honeybeat itu punya influence dari mana?
 
    “Hmm.. agak banyak kalau di sebutin satu-satu ya. Jujur aja banyak banget influence kami. Salah satunya Tokyo Jihen. Kami sering meng-cover lagu mereka. Kami mengacu ke mereka tapi mudah-mudahan kami nggak terlalu terdengar seperti Tokyo Jihen. Karena kami berusaha mix and match pengaruh Tokyo Jihen dengan karakter Honeybeat sendiri”.

# Nice! Terus, apa tiap personel punya kegiatan lain di luar band?
 
   “Haha… ada, selain Amos yang full-time musician, kami punya kegiatan lain yang nggak berhubungan sama musik. Tiiqa, Nita dan Gema, contohnya, mereka itu guru. Tiiqa itu guru Bahasa, Inggris. Nita juga guru Bahasa Inggris. Gema guru privat Fisika. Andos freelancer di bidang IT. O-Chan masih kuliah. Amos juga sering jadi additional player untuk diva Ruth Sahanaya”.

# Ada yang jadi guru? Wow, that’s interesting! Seandainya jadwal band bentrok dengan jadwal pekerjaan? Lalu, mana yang diutamakan? Pekerjaan atau band?
 
    “Kami sepakat berkomitmen ‘Jangan sampe pekerjaan mengganggu band’. Karena kami ingin hidup sepenuhnya dari dan untuk musik. Tapi biar nggak terkesan ekstrim, kami punya peraturan gini: ‘weekdays we’re doing what we do for living, weekends we’re doing what we’re living for’. Dan kebetulan pekerjaan para guru itu tidak terlalu mengikat juga, hahaha… Jadi kalau ada jadwal manggung atau latihan yang jatuh di weekdays bisa di sesuaikan”.

# Peraturan yang keren! Pernah nggak, sih, bosen maenin lagu Jepang?

    “Ah, nanyanya becanda mulu, nih! Hahaha.. Yaa, seperti yang kami bilang tadi, lagu Jepang itu banyak. Dan kami juga nggak selalu maenin lagu Tokyo Jihen melulu. Kadang kami juga maenin lagu Shina Ringo, Frank Sinatra atau ngulik lagu sendiri biar aransemennya makin paten.

     Dan selama nggak lepas dari benang merah kami yaitu jazz. Kami bisa aja mainin lagu itu. Satu lagi, kita udah berumur 3 tahun dan makin semangat. Lagu dan pengalaman kita juga udah lumayan, jadi rasa bosan bisa dibilang dikitlah, bahkan hampir nggak ada.”.

# Kan, kalian udah sering manggung, tuh, manggung yang paling berkesan dimana?
 
“Hmm… dimana yah? Mungkin di LA Lights Indiefest kali, yah! Soalnya itu acara umum dan penonton kami itu kebanyakan di luar komunitas Jepang. jadi agak gimana gitu. Tapi alhamdulillah, biarpun kami nggak menang, kami bisa membuka mata mereka dengan menjadi salah satu dari finalis region Jakarta.

# Eh, hasil manggung itu biasanya lari kemana, sih?
 
    “untuk bikin album. Segala macemnya, mulai dari mastering sampe cover. Merchandise yang berupa pin, kaos dan stiker juga dananya dari hasil manggung.”

# Lagu andalan Honeybeat yang sering dikulik apa? 

    “Hampir semuanya pernah kita kulik ulang, tapi yang paling favorit kita kulik itu adalah Twinkling Melancholy yang juga jadi lagu andalan kita.

# Untuk lirik, siapa yang sering bikin lirik?
 
     “Biasanya Tiiqa yang sering bikin lirik. Trus kami bareng-bareng cocokin aransemennya. Nah, tapi, biasanya aransemen dan lirik nggak datang sejalan. Kita punya stok untuk keduanya.

        Jadi, cocok-cocokan antara aransemen yang udah dibuat dengan liriknya. Biasanya aransemen dulu baru kami masukkin lirik. O-chan sering bikin aransemen. Dan proses bikin lagu itu makan waktu biasanya sebulan”.  

# Untuk pendistribusian album, itu sistemnya gimana?

 
 
“Kami bagi-bagiin aja”.

# Eh? Free maksudnya?
 
    “Iya. Setiap ada Event kita. Setiap kali kita manggung, kami selalu bagi-bagi CD album dan merchandise untuk beez. Dan kalo lagi nggak manggung, kami tetep dateng ke event itu dan bagi-bagi CD. Hahaha… Biasanya kami bagi-bagi 10 sampai 30 CD per event. Strategi kita emang pengen memperbanyak beez aja dulu. Baru nanti kita beranjak promosi di radio”.

# Beez? Apaan tuh?
 
    “Beez, sebutan untuk fansnya Honeybeat. Kan madu itu makanannya para lebah. Tiap kali kita manggung, mereka mengerubung, udah kayak lebah. Apalagi pas bagi-bagi merchandise! Hehehe…”.

Wah! Mau dooong!
     “Boleh, nih, hahaha.. Dan buat yang lain, kalo mau nyicip seperti apa itu lagu Honeybeat, coba dengerin di solfacorners. Terus kalo mau albumnya, kunjung facebook kami atau myspace kami. di situ kita sering update event yang bakal kita isi atau update single yang bakal kita maenin. oiya, jangan lupa youtube kami buat lihat-lihat performance kami kalo manggung! Oke, makasih ya!”.

# Eh, mau kemana? Tunggu dulu! Pertanyaan terakhir, nih! Ada pesen nggak buat band Jepang lain yang baru mulai atau pengen mulai bermain di jalur indie?"

    “Dingin, nih! Hahaha… Pesen ya? Gini, besarin dulu nama di komunitas Jepang. Jangan ragu sama diri sendiri. Karena komunitas Jepang nggak mati, justru makin tumbuh besar. Jadi jangan ragu sama market dan fans. Karena kedua hal itu otomatis pasti ada. Ok? Gitu aja ya? Dingin banget nih! Hehehehe…”.


# Listen Hits Song HoneyBeat
~  Twinkling Melancholy


Baca Selengkapnya. . .

Selasa, 23 Agustus 2011

Anak ~Anak Muslim di Jepang

      Artikel ini adalah artikel diterbitkan di majalah Jepang, Nikkei Kids. Beberapa mahasiswa asal Indonesia di Tokyo menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.


     Semoga memberikan wawasan dan inspirasi kepada kita yang beruntung bisa hidup di negeri Mayoritas Muslim, negeri yg heterogen, yg memahami toleransi.
——————-


Tahukah kamu,
Apa masalah kehidupan sehari-hari para anak Muslim baru di Jepang?


1. Saya berputar-putar mencari TK yang membolehkan anak saya tidak makan daging babi.

      Tiga setengah tahun lalu, Aga Mari-san, Muslim Jepang yang suaminya berasal dari Kenya, kebingungan mencari TK untuk anak perempuan pertamanya Aisya (sekarang 7tahun). yang saat itu berusia dua setengah tahun, Di dalam Islam, ada makanan-makanan tertentu yang tidak boleh dikonsumsi, seperti daging babi, sehingga bagi Muslim cukup sering mereka tidak bisa makan menu makan siang dari TK.

      Agar bisa makan sesuai ajaran agamanya, maka Mari-san berharap ada izin khusus agar anaknya bisa membawa bento dari rumah. Mari-san yang tinggal di prefektur Tochigi akhirnya mencoba menanyakan lima TK yang terdapat di lingkungan rumahnya, tapi hasil yang didapatkan hampir semua negatif: “Tidak bisa mengizinkan bila alasannya agama”, “Bila alasannya alergi diperbolehkan”.

Karena tak ada pilihan lain, Mari-san memutuskan untuk melupakan niatnya menjelaskan mengenai Islam dan memasukkan Aisya ke TK yang membolehkan alasan alergi itu,

( ketika suaminya, Muhammad-san dipindahkan oleh perusahaannya ke Tokyo).

Kembali, Mari-san harus mencari lagi dari nol.
Berbekal pengalaman dari Tochigi, Mari-san kemudian menahan diri tidak menyebut tentang Islam ketika mencoba ke TK-TK lain. Tapi setelah menetapkan hati, Mari-san memberi tahu ke kepala sekolah dari TK yang mereka incar bahwa mereka Muslim.

Gayung bersambut, justru kemudian kepala sekolahnya yang memulai mengizinkan mereka membawa bento dari rumah ketika masuk ke pembahasan aturan makan siang di TK. Juga kalau ada kegiatan di TK yang tidak bisa dihadiri karena alasan agama, sang kepala sekolah menawarkan, “Tolong jangan ragu menghubungi saya”. Setelah ditanya, ternyata sebelumnya juga pernah ada anak Muslim yang sekolah di TK tersebut.



Keterangan gambar: 

   Aga Aisya-chan, sedang membaca Qur’an di sebuah masjid di Tokyo. Meskipun di Jepang (dengan Muslim yang minoritas), banyak masjid yang punya kelas-kelas untuk anak-anak.






 Terhadap kehidupannya sekarang yang sudah tidak perlu bersusah payah untuk urusan agama, Mari-san berkomentar, “Saya pikir kehidupan saya yang sekarang diberkahi. Sungguh, perbedaannya bagaikan langit dan bumi”.

    Tidak hanya TK saja, tapi lingkungan sekitar dan teman-temannya pun sudah mulai bisa menerima. Dulu, bila Mari-san keluar dari rumah dengan scarf bisa menjadi bahan obrolan ibu-ibu sekitar, sehingga ia lebih sering menutup diri di rumah. Dibandingkan masa-masa itu, maka sekarang sudah jauh lebih baik,..Tuturnya.


Keterangan gambar : 

   Di sebuah SD di prefektur Saitama, Fayyaz Adiq-kun, asal Pakistan, menunjukkan isi bento-nya ke teman sekelasnya.










2. Teman-teman sekelas berkata: “Saya ingin berteman denganmu”.

  Apa yang paling terlihat beda dari Ooki Michiyo-san (12 tahun), seorang murid SMP di Yokohama, bagi orang-orang yang tidak mengenalnya? Mungkin pakaiannya, yang sangat “mencolok” dibandingkan yang lain. 

Sebagai seorang Muslim, Michiyo sudah memakai scarf sejak kelas 3 SD untuk pergi ke sekolah, ditambah tights hitam di bawah rok agar menutupi kakinya.

Tapi bagi temannya sejak kelas 2 SD, Yamamoto Misaki-san (12 tahun),~ Michiyo tidak ada bedanya dengan dirinya atau teman-temannya yang lain, dan tetap merupakan sahabatnya. Terkadang ia bahkan tidak merasakan adanya perbedaan sama sekali.


Keterangan gambar:

    Sejak SD, Ooki Michiyo-san sudah memakai scarf ke sekolah. Para orang tua menyebut kalau pihak sekolah akan memahami bila dijelaskan alasannya (gambar~atas). 

     
    Michiyo tergabung dalam klub voli. Ayahnya, Hirofumi-san, meminta pihak sekolah untuk tidak memberlakukan Michiyo secara spesial hanya karena dia Muslim (gambar~bawah).


Keterangan gambar:

     Pertemanan anak-anak dimulai dari saling mengerti satu sama lain. Di SD Kurono, diizinkan bagi siswa untuk menggunakan ruang kelas Amigo, bila ada yang meminta izin. 

     





       Walaupun keluarga yang meminta izin masih sedikit, tapi pihak sekolah sekarang mudah untuk mengizinkan karena banyak kelas yang kosong akibat rendahnya tingkat fertilitas di Jepang.

Kelihatannya saya sudah terbiasa". Pertama kali mungkin banyak sekali keraguan, tapi sekarang sih sama sekali tidak terasa. Sudah menjadi hal yang lazim,” ungkap Misaki.

     Tentu saja Michiyo menjelaskan tentang kegiatan ibadahnya dan alasan kenapa dia tidak makan makanan tertentu. Tapi perbedaan di antara mereka tidak menjadi halangan bagi persahabatan. Mereka tetap bercengkerama dengan teman-teman gengnya ketika jam istirahat sekolah, dan mereka juga bermain voli di klub voli.

     Walaupun begitu, persahabatan mereka tidak terbangun begitu saja secara alami. Michiyo, yang pindah sekolah dari Malaysia ketika kelas 2 SD, hampir tidak bisa bahasa Jepang ketika itu, sehingga sangat sulit untuk bisa berteman. Ibunya, orang Indonesia, berpikir bahwa mungkin saja teman-temannya menghindari Michiyo karena dia adalah Muslim.

   Tetapi sebelum libur musim panas, dari guru wali kelasnya, ibu Michiyo kemudian paham bahwa itu hanya salah sangka. Anak-anak di kelas bilang kalau mereka ingin bisa ngobrol dengan Michiyo-chan, ingin berteman,Lalu mereka menanyakan ke saya,
 

“Tapi kami tidak tahu bagaimana memulai obrolan". 
Bagaimana, Sensei?’
” Begitulah penjelasan sang wali kelas ke Hirofumi-san, ayahnya. “Tampaknya ada kesalahpahaman akibat prasangka satu sama lain,” (jelas sang ayah).

     Setelah Michiyo sudah bisa menghapal beberapa kosakata bahasa Jepang, dia kemudian percaya bahwa dia harus melakukan komunikasi yang proaktif ke teman-temannya. Karena untuk menghilangkan kesalah pahaman, memang harus dari diri kita sendiri yang melangkah maju…


(Jika Ingin Bisa, ambilah tindakan mendahului, malu disini urusan belakan, jikalau ingin bisa bersosialisasi, berbahasa jepang , dengan mempraktikannya dan pada hakekatnya orang jepang memahami, senang jikalau ada orang asing ingin berbahasa tersebut^^)




3. Menu makan siang, kolam renang, kekuatan doa, dan usaha pihak sekolah dan guru

     Di SD Kurono di Gifu, biasanya setelah selesai pelajaran renang, anak-anak, dengan dibalut handuk, akan keluar dari kolam renang dan kembali ke kelasnya. Tapi di antara mereka ada tiga anak yang justru pergi ke ruangan lain.

     Ada sebuah ruangan kelas yang dinamakan Amigo di sekolah tersebut, yang diperuntukkan khusus untuk anak-anak asing. Salah satu sudut ruangan tersebut dijadikan tempat ganti pakaian untuk anak Muslim.

     Dalam Islam, walaupun sesama laki-laki, adalah hal yang tidak baik untuk menunjukkan bagian tubuh antara pusar dan mata kaki. Dan untuk perempuan, jamak dipahami bahwa ada lebih banyak hal yang perlu diperhatikan. 

    Tidak cukup hanya dengan berganti pakaian di kamar locker guru perempuan, tapi mereka juga perlu menutup lengan dan kakinya dengan pakaian renang khusus. 

    Selain itu, untuk menjaga kehormatan perempuan, mereka juga harus menutup semua bagian tubuhnya kecuali tangan dan muka di depan laki-laki lain selain anggota keluarganya.


Keterangan gambar: 

     SD Kurono di Gifu menggunakan papan menu dengan label “豚” (babi) untuk menunjukkan bila ada makanan yang menggunakan daging babi, lard (minyak babi) atau bahan makanan lain yang berasal dari babi. 

   Bila diperhatikan, di karuta (permainan kartu untuk anak-anak) Islam banyak terdapat nilai-nilai yang mengandung perpaduan budaya Islam dan budaya Jepang.

Lanjut Cerita : 


       Yanagizawa-san, yang bertugas sebagai penanggung jawab pelajaran bagi anak-anak asing, tidak hanya melayani Muslim, tetapi juga merangkum hal-hal mengenai ajaran Islam serta kewajiban sebagai Muslim, lalu membagikannya ke rekan kerjanya. 

     Yanagizawa-san mendorong pihak guru untuk memahami Islam.
Menurutnya dalam bersinggungan dengan budaya lain, hal penting yang perlu dilakukan pertama kali adalah memahami.

     Hal-hal seperti ini bisa terjadi karena memang SD Kurono berada di dekat sebuah universitas, sehingga anak-anak dari mahasiswa asing banyak yang sekolah di sekolah tersebut. Ini membuat interaksi dengan anak-anak asing menjadi hal sehari-hari di SD Kurono. 

    Bila dalam kehidupan sehari-hari anak-anak memiliki pertanyaan mengenai kebiasaan atau cara berpikir, atau mengalami pergesekan budaya, hal ini dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk belajar, dan mengajarkan mengenai budaya. 

“Saya pikir anak-anak SD Kurono sangat beruntung dalam hal ini,” jelas Yanagizawa-san.

    Guru yang mengambil terobosan seperti Yanagizawa-san masih sedikit. Tetapi orang tua Muslim mulai merasakan perubahan di sekolah, yang sebelumnya memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. 

     Misalnya, sekitar 4-5 tahun lalu ada yang melarang orang tua yang membawakan anaknya bento sebagai pengganti menu makan siang yang disediakan sekolah. 

    Tetapi sekarang sudah hampir tidak ada lagi yang melarang. Keluhan dalam membesarkan anak di Jepang mulai berkurang, meski sedikit demi sedikit.


4. Orang tua dan anak yang mencemaskan perbedaan dengan orang Jepang

     Meskipun orang-orang di sekeliling berusaha memahami, masih ada masalah yang sulit diselesaikan. Beberapa orang tua Muslim tidak dapat menerima beberapa hal di Jepang, dengan komentar seperti:

“tidak dapat menerima pelajaran berenang yang tidak memisahkan laki-laki dan perempuan”,
“tidak menyukai media atau jalanan yang dipenuhi dengan informasi berbau seksual”,
“tidak dapat mendidik agama anak dengan lingkungan seperti Jepang”. 

     Tak mengherankan, saat anaknya melanjutkan ke jenjang SMP, tidak sedikit orang tua yang tidak melanjutkan pendidikan anaknya di Jepang lalu mengirim anaknya ke sekolah di luar Jepang, seperti di negara asal orang tuanya.


      Di lain sisi, anak-anak mengalami konflik identitas. Afridi Masayo-san yang tinggal di Nagoya mengungkapkan kesulitan yang dialami putranya, 7 tahun, sebagai Muslim Jepang. “Biasanya kalau sedang di rumah kakek, kami makan makanan Jepang seperti biasa.

    Lalu, saat anak saya hendak mengambil makanan, saya otomatis mengingatkan, ‘Yang ini tidak boleh; yang ini juga tidak boleh’. Anak sulung saya kemudian berujar, ‘Kenapa saya bukan orang Jepang, Ibu?’ Melihat hal itu, Masayo-san menjadi khawatir, jangan-jangan di sekolah pun anaknya merisaukan perbedaannya dengan teman-temannya.


Keterangan gambar: 

    Memahami perbedaan budaya sungguh suatu kekayaan. Motohashi Salisa dari Ghana sedang berdoa sementara teman-teman anaknya bermain pakai topeng. 

   Barangkali bagi anak-anak yang sejak kecil sudah terbiasa dengan perbedaan, perbedaan adalah hal yang wajar.

 

Sambung :
 

    Qureshi Azuka-kun (17 tahun), juga dari SMA di Nagoya, bercita-cita ingin berkarir di bidang fashion di masa depan. Di hari libur, biasanya bersama teman-temannya dia berkeliling ke butik-butik mode. 

     Dia juga sangat memperhatikan penampilan—di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, selalu berdiri di depan cermin selama puluhan menit untuk menata rambutnya.

    Walaupun terlihat seperti umumnya anak SMA yang sangat peduli dengan penampilan, tapi alasannya berbuat demikian, menurutnya, adalah agar dia bisa diterima oleh teman-temannya. 

     Pada kenyataannya, hal ini bukan karena dia tidak terbiasa dengan keadaan sekeliling sehingga menjadi susah beradaptasi, ataupun selalu merasa berbeda dengan teman-temannya.

     Tapi contohnya, ketika dia sedang puasa seorang diri di saat teman-temannya makan siang, maka perbedaan tersebut walaupun tidak disengaja akan nampak. “Saat teman-teman saya bertanya kenapa tidak makan, ternyata memang tidak mudah (kondisi tersebut) buat saya” jelas Azuka.




5. Prasangka buruk kepada Muslim yang tidak kita sadari.

      Matsumoto Takaaki-san, guru ilmu sosial di sebuah SMA negeri, selama 3 tahun mengadakan survei mengenai Islam kepada murid-murid tahun pertama di 20 sekolah di daerah Tokyo dan Kanagawa.

     Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa mayoritas memiliki opini negatif terhadap Islam, seperti “tidak fleksibel” dan “memiliki kebiasaan aneh”. Bahkan murid yang mengetahui lebih banyak tentang Islam justru menunjukkan kecenderungan opini negatif yang lebih besar. 

     Terhadap hal ini, Matsumoto-san berpendapat bahwa bisa jadi banyak mis informasi tentang Islam di masyarakat.

     Misalnya, walaupun puasa diwajibkan bagi Muslim, tapi ada pengecualian terhadap yang sedang hamil atau sakit (mereka tetap harus menggantinya setelah melahirkan atau sembuh). 

     Hal ini menunjukkan bahwa perintah agama bisa menjadi fleksibel menyesuaikan realitas kehidupan yang ada. Lalu, salah satu alasan melaksanakan puasa tersebut bagi Muslim adalah agar mereka bisa merasakan perasaan orang miskin. Sehingga memang sangat besar peluangnya orang memiliki prasangka buruk terhadap Islam sebelum mengetahui “wajah aslinya”.

       Untuk menghilangkan prasangka buruk, ada baiknya kita mencoba memulai dengan mencari titik temu antara Muslim dan kita. 

     Kalau kita lihat karuta (sejenis permainan kartu Jepang) Islam, yang didesain khusus untuk mengajarkan nilai keislaman ke anak-anak, pada kartu “ki” (き) akan kita jumpai pesan moral : “Kikimasen, iimasen, otomodachi no kageguchi wa” yang berarti “Kami tidak akan mendengarkan dan membicarakan gosip tentang teman”.

    Lalu di kartu “ke” (け) tertulis: “Kenka wo shitara sugu nakanaori. Minna nakayoshi. Islam no ko” yang berarti “Kalau berantem segera baikan. Kita semua teman. Kita anak Muslim.” Tidakkah ini berbeda jauh dengan kesan “tidak fleksibel” dan “memiliki kebiasaan aneh”?

Keterangan gambar : 

    Aga Mari-san, berbincang dengan teman-temannya di sebuah taman. Ada Muslim yang khawatir dengan interaksinya dengan tetangga, tapi ada juga yang beruntung mendapatkan teman-teman yang bisa mengerti 
(gambar kiri-atas). 

    Anak-anak Muslim sedang berenang dengan memakai pakaian renang yang menutupi kepala, lengan, serta kaki (gambar kanan-tengah)
 
     Sesaat sebelum berangkat kerja, Aga Muhammad-san, sang ayah, mengisi lembaran yang akan diserahkan Aisha-chan ke TK (gambar kanan-bawah).


6. Agar anak-anak dibiasakan dengan perbedaan budaya

    Mari kita menerima cara hidup anak-anak Muslim. Ini tidak hanya membawa kebaikan yang bermakna besar bagi anak-anak Muslim tapi juga bagi kita,

    Dan adalah ciri Orang Jepang, karena kemampuan memahami perbedaan budaya sudah dianggap sebagai salah satu keahlian untuk masa depan yang dibutuhkan di dunia kerja.

    Maruyama Hideki-san, peneliti senior di Institusi Nasional untuk kebijakan pendidikan, menjelaskan, “Kemampuan kita untuk beradaptasi di lingkungan yang heterogen akan diakui di era globalisasi ini”.

     Kaneyama Saho-san, yang masuk Islam sejak SMA, terlibat banyak di pendidikan anak-anak penyandang cacat. 
Pendapatnya, “Misalnya hal yang berbeda dari diri kita, atau hal yang berbeda dengan yang selama ini kita tahu—keanekaragaman itu pasti memiliki arti atau sebuah nilai, menurut saya. Bukankah itu termasuk sebuah anugerah? Saya pikir, hati yang bisa menerima perbedaan itu sendiri juga termasuk anugerah”.

ReEditor ~ Oleh:
A.Wahyu Ibnu Pratomo.
~22 AGUSTUS 2011

Artikel ini pertama kali diterbitkan di majalah Nikkei Kids Plus, edisi bulan pertama 2010, dengan judul
“日本で暮らすムスリムの子”

Link : 
 http://www2.dokidoki.ne.jp/islam/photo/10kids.htm
Penerjemahan dilakukan secara Bersaman oleh nama-nama di bawah ini


Semuanya mahasiswa ( Tokyo Institute of Technology):


* Adiyudha Sadono
* Reza Aryaditya
* Priangga Perdana Putra
* Aulia Averrous
* Isa Ansharullah

ありがとうございます :)

Baca Selengkapnya. . .

Jumat, 19 Agustus 2011

Kisah Mistis ~ Istana Himeji

    Istana Himeji terdapat di kota kecil Himeji, dekat propinsi Kobe, Jepang. 

   Istana Himeji memiliki menara utama setinggi 150 kaki dan terdiri dari 5 lantai. 

  
Menara ini dibangun pada abad ke-17, pada saat Shogun (keluarga ksatria Jepang) mulai memerintah. 

    Pada bagian kaki menara yang disebut sebagai donjon, terdapat sebuah gerbang bernama Harakiri Maru, yang artinya gerbang bunuh diri. 


     Dinamakan demikian karena di gerbang inilah para ksatria yang gagal menjalankan tugasnya melakukan harakiri (bunuh diri), baik dengan rela ataupun terpaksa. Darah ksatria yang mati di situ nantinya dibersihkan dengan air yang diambil dari sebuah sumur yang dikenal dengan nama sumur Okiku. 

   Okiku sendiri adalah nama seorang pelayan perempuan yang pernah bertugas merawat seluruh benda pusaka kerajaan yang diletakkan di menara istana Himeji. 

      Pada suatu malam, Okiku mengetahui rencana pembunuhan terhadap raja dan segera melaporkannya. Nyawa raja selamat, namun nyawa Okiku jadi diincar para pemberontak. 
   
    Mereka berhasil membalas dendam dengan menyebarkan gosip bahwa Okiku telah menjual harta pusaka. Akhirnya, Okiku ditangkap oleh raja yang pernah ia selamatkan. 

      
       Okiku disiksa sampai mati di dalam menara istana Himeji. Mayatnya lalu dipotong-potong dan dibuang ke dalam sumur yang terletak tepat di bawah menara. 

 Sumur himeji



     Sejak saat itu, menara istana Himeji selalu dipenuhi dengan penampakan perempuan berambut panjang yang sedang menangis. Selain itu, sampai kini sering terdengar suara seseorang yang menghitung harta pusaka dan biasanya, sampai di hitungan ke-10, akan disusul suara lolongan yang melengking.

 
Baca Selengkapnya. . .

Kamis, 18 Agustus 2011

Yakuza ~ Mafia Japan

    ialah "Geng Mafia Terbesar" di dunia,dan bahkan masuk Book of Guinness World Record!!!

    yaitu YAKUZA yang disebut juga "gokudo", adalah organisasi kriminal tradisional dari Jepang. Polisi sering menyebut Yakuza dengan sebutan 'boryokudan', sedangkan mereka sendiri menyebut dirinya 'ninkyo dantai'.

   

     Kenapa disebut organisasi tradisional? Karena Yakuza sudah ada sejak zaman Edo! Yakuza yang ada sekarang berasal dari 2 golongan, tekiya dan bakuto.  

 yakuza girl
 
    Tekiya adalah kelompok pedagang barang-barang ilegal, sedangkan bakuto adalah golongan penjudi. Hampir semua yakuza adalah laki-laki, walaupun ada juga wanita yang menjadi yakuza.

TatO's

 


     Yakuza juga terkenal dengan tubuhnya yang penuh tato, biasanya diseluruh punggung, sampai ke lengan dan dada. Tato mereka itu dibuat dengan cara tradisional, tanpa menggunakan mesin. Digambar menggunakan tangan, dengan alat-alat buatan sendiri dan jarum dari bambu. 

       Pengerjaannya pun mahal dan memakan waktu yang sangat lama, sampai bertahun-tahun. Makannya, tato mereka itu menjadi kebanggaan tersendiri. Kalau sedang keluar, Yakuza selalu menutupi tatonya dengan baju berlengan panjang. Yakuza baru akan memamerkan tatonya saat sedang bermain Oicho-Kabu (kartu) bersama Yakuza lainnya.

Ritual



        Yakuza punya ritual yang cukup aneh dan sadis, yaitu ritual Yubitsume.



      Jika seorang Yakuza melakukan kesalahan, ia harus memotong ujung jari kelingking kirinya lalu memberikannya kepada bosnya sebagai permintaan maaf. Dengan begitu, berarti sang Yakuza mengakui bahwa dirinya kurang dan lebih menyerahkan dirinya kepada bosnya.
 

Bagaimana seseorang bisa menjadi yakuza?

      Pada dasarnya, seseorang tidak bisa secara langsung menjadi yakuza. Walaupun kelompok yakuza dibedakan berdasarkan klan, bukan berarti anggotanya merupakan sebuah keluarga. 


      Sebagian besar yakuza berasal dari anak-anak jalanan. Yakuza bersedia menerima anak-anak yang broken home, ditinggal orang tua atau tidak punya rumah lalu mengangkatnya jadi anak (sekaligus jadi yakuza).
      Gimana dengan keturunannya? Keturunan yakuza tidak selalu menjadi yakuza. Walaupun kebanyakan meneruskan jejak orang tuanya.

       Hmm, ingat seseorang dengan nama Yamaguchi? Yep! Yamaguchi Kumiko, si Yankumi dari Gokusen itu adalah putri klan Oedo. Walaupun dibujuk berkali-kali untuk menjadi penerus generasi ke-4, dia bersikeras tidak mau menjadi yakuza. Malahan, Yankumi ingin menjadi guru.

     Contoh lainnya adalah
Kanmuri Shigeru, dari Yakitate! Japan. Nggak disangka-sangka ternyata dia dalah anak bos Yakuza terbesar, Hashiguchi Takashi. Shigeru dan kakaknya sama-sama tidak mau menjadi penerus ayahnya, lalu mereka bertanding untuk menentukan siapa yang akan mengambil alih jabatan sebegai bos yakuza.

Apa sih Pekerjaan Yakuza? 

  Pekerjaan yakuza, ya berhubungan dengan hal-hal yang ilegal. Penyelundupan, perdagangan gelap, pemerasan, imigrasi gelap, dunia malam, dan prostitusi

   Sampai saat ini penghasilan mereka yang terbesar di dapat dari penjagaan keamanan seperti di tempat belanja dan di jalan-jalan. Ternyata, banyak orang yang lebih suka menyewa yakuza menjadi pengaman dalam bisnis mereka dibanding polisi. Soalnya, mereka tidak mau repot berurusan dengan polisi.
 
     Tidak seperti mafia-nya Itali yang kerjanya sembunyi, yakuza melakukan kegiatan ilegalnya itu secara terang-terangan. Bahkan mereka mempunyai kantor sendiri! Kantor yakuza ditandai dengan papan kayu yang bertuliskan nama grup mereka.
Yakuza nggak hanya aktif di Jepang lho! Yakuza juga banyak berkeliaran di Amerika Serikat, terutama di Hawaii. Selain itu, Yakuza juga ada di Mexico.

    Walaupun rata-rata yakuza tingkat pendidikannya rendah, mereka kaya raya lho! Kok bisa? Ya dari hasil kerja ilegal itu.

Penampilan Yakuza?

    Yakuza dapat dibedakan dengan orang biasa dari cara jalannya yang khas sekali. 

    Kalau melihat orang yang berjalan dengan sombong, langkahnya besar-besar dan seenaknya sendiri, masyarakat langsung tahu bahwa orang itu Yakuza.
 
    Kalau soal baju, yakuza suka memakai setelan dengan warna norak. Misalnya Jas dan celana merah tua, hemnya kuning. Lalu, kancingnya dibuka beberapa dan juga memakai kacamata hitam. Rokok? sudah pasti.
Tetapi, ada juga lho yakuza yang masih berpenampilan tradisional dan memakai yukata.


 Sistem Organisasi Y.A.K.U.Z.A



Baca Selengkapnya. . .

Sanji "One Piece (Anime)" Buka Restoran Bajak Laut di Jepang

    Jika kamu penggemar Anime "One Piece" yang berencana liburan ke Jepang musim panas ini, jangan lupa mampir di Sanji's Pirate Restaurant yang  dibuka di Universal Studios Japan

     Restoran yang akan dibuka sebagai bagian dari acara "ONE PIECE Premier Summer" ini hanya akan dibuka dari tanggal 7 Juli sampai 4 September 2011 dan dengan waktu yang terbatas. 

Restoran milik Sanji ini memiliki 3 shift tiap harinya yaitu:

Pukul 11.30-12.50
Pukul 13.30-14.50
& Pukul 16.10-17.30



    Menu yang ditawarkan adalah masakan Sanji, antara lain dessert favorit Nami
 Roti berbentuk topi Luffy
Selain itu ada sup dengan alis Sanji yang khas dan masih banyak lagi!!

      Di restoran pengunjung juga akan dihibur dengan penampilan karakter-karakter ONE PIECE dan game selagi menikmati hidangan.




Wahai Para Gadis Mau Pesan Apa???
~( ̄▽ ̄)~
 
Baca Selengkapnya. . .

Rabu, 17 Agustus 2011

Oshiya~Pekerja Dorong Orang

      Nah Pernah terpikir tidak, jika di dalam perkeretaan negara japan ada kisah TRAGIS pula.

      Mungkin Yang biasa terpikir oleh kita ya kisah nyaman, aman, modern berteknologi dan serba tepat waktu sistem perkeretaan disana,

    Yupz Disini Kita Akan Membahas Sisi Negatifnya,



(Mungkin adanya begini dikarenakan jam padat, banyaknya pekerja, dan karena setiap stasiun disana mewajibkan Kereta OnTime ~(‾▿‾)~

Langsung Saja,
Gambar Diatas  ialah Pekerja, Dan biasa Disebut

"A pusher (OSHIYA (押し屋)"
          
      ialah orang yang dipekerjakan di stasiun kereta untuk mendorong masuk orang-orang yang akan naik kereta sekaligus, menarik orang yang maksa naik walaupun sudah benar-benar penuh.


Lihat nih oshiya lagi beraksi:



         Lalu, bagaimana keadaan di dalam sana(apalagi buat Ladies)? Hmm, kurang lebih merasakan jadi ikan sarden dalam kaleng lah..
 

       Parahnya, sarden~sarden nggak punya aturan!!! Menatap orang lain itu haram hukumnya (padahal keretanya penuh orang). Jadi orang-orang menghabiskan waktunya di kereta dengan membaca, mendengarkan musik, tidur, atau pura-pura tidur.

Terus, orang yang le~BIG nggak tau diri bakal tak segan menyikut dan mendorong orang lain demi mendapat ruang lebih untuk dirinya.
 

 . . . T_T









 
Baca Selengkapnya. . .

Otamatone - Japan Cute Music Instrument

Bosan sama bentuk-bentuk alat musik yang klasik?
 

Di Jepang, sudah diciptakan alat musik yang imut banget, namanya.... OTAMATONE.  

Otamatone
ini termasuk alat musik elektronik alias modern dengan bentuk seperti not balok. 

      Agar nampak imut, Otamatone dibuat memiliki kepala dengan ekspresi imut (bagian bawahnya) yang menyambung dengan ekor yang panjang ke atas. Otamatone ada 2 macam, warna putih dan warna hitam, tapi tidak ada perbedaan dalam fungsi.


      Cara penggunaannya sangat mudah. Cukup menekan-nekan bagian ekornya (seperti memainkan gitar). Suara yang dihasilkan semakin ke atas semakin rendah.


   Memang agak aneh, bukannya semakin ke atas semakin tinggi? Ketika bagian ekor tersebut ditekan, sebuah nada akan keluar dari 'mulut' Otamatone, karena keunikan inilah Otamantone sering disebut alat musik bernyanyi. Uniknya lagi, kita bisa mengeluarkan suara yang berbeda-beda dengan membuka 'mulut' Otamatone.


Volume suara dapat diatur di bagian belakang kepala Otamatone. Selain itu, juga terdapat pengatur nada sehingga nada yang dihasilkan juga bisa diatur rendah tingginya. Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat di video berikut ini...


Penemu dari Otamatone adalah seorang pegawai Maywa Denki bernama Novmichi Tosa. Sayangnya, karena bentuknya yang imut ini, Otamatone masih dianggap sebagai mainan anak-anak. Selain itu, suara yang dihasilkan oleh Otamatone dinilai agak 'unik' sehingga keberadaan Otamatone sebagai alat musik kurang diakui.

Yang ingin membeli alat musik imut dan unik ini bisa klik di sini.

~Lihat juga Hasil Creator ALEXCIOUS with COOL abiz musicNya :D



Baca Selengkapnya. . .

Kamis, 11 Agustus 2011

SCANDAL - Baby Action [ALBUM]



















Tracklist :

1. GLAMOROUS YOU
2. Sono Toki, Sekai wa Kimi Darake no Lane (その時、世界はキミだらけのレイン)
3. LOVE SURVIVE
4. Sparkling
5. BURN
6. Appletachi no Dengon (アップルたちの伝言)
7. Tokyo Skyscraper (東京スカイスクレイパー)
8. Pride
9. Haruka (ハルカ)
10. SCANDAL Nanka Buttobase (スキャンダルなんかブッ飛ばせ)
11. Very Special
12. One piece



DOWNLOAD


Upload by : Khoerul MW



Baca Selengkapnya. . .

SCANDAL - Love Survive [Single]






















Tracklist

01. LOVE SURVIVE
02. Kimi Ni Shittochuu
03. Hikare
04. LOVE SURVIVE (Instrumental)


 upload by : Khoerul MW
Baca Selengkapnya. . .